Mohammadi, G., Hemati, V., Nikbakht, M.-R., ShahlaMirzaee, Fattahi, A., Ghanbari, K., & Adibkia, K. The use of biopharmaceutic classification if drugs in drug discovery and development: current status and future extension.J.Pharm.Pharmacol.57,273-85 Martindale, (1982), The Extra Pharmacopeia ed 28th, The Pharmaceutical Press, London.

Goodman,L.S., and A.,Gilman.,(1990).,The Pharmacologic Basic Of Therapetic Eighth Edition.,Mc Millan Publication Co, New York. Pharmaceutical Applications of Solid Dispersion System. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (F.Ibrahim, Trans. Biofarmasetika Farmakokinetika Serapan (Edisi 2). Hasil profil disolusi pada waktu 60 menit berturut-turut untuk klaritromisin 45,73%, CF (1:1) 49,86 %, DP (1:1) 51,53 %, DP (2:1) 55,87 % dan DP (1:2) 58,97 % Dispersi padat 1:2 (b/b) memiliki peningkatan laju disolusi jika dibandingkan dengan klaritromisin. Penetapan kadar klaritromisin dengan KCKT fase gerak metanol dan 0,067 M KH 2PO 4 13:7 ditambah asam fospat pH 4,0. Analisis spektrofotometer IR menunjukkan tidak ada interaksi kimia antara klaritromisin – Eudragit L 100. Hasil analisis SEM dispersi padat menunjukkan kristal Eudragit L 100 lebih kecil (amorf) dan menempel pada permukaan kristal klaritromisin. Analisa difraksi sinar-x menunjukkan bahwa dispersi padat klaritromisin – Eudragit L 100 berupa amorf dan tidak menghasilkan fase kristalin baru. Analisa DTA dispersi padat diperoleh pada Eudragit L 100 mempengaruhi posisi dan ketajaman puncak. Dispersi padat dibuat dengan perbandingan berat (b/b) menggunakan metode pelarutan. Telah dilakukan penelitian pembentukan sistem dispersi padat klaritromisin-Eudragit L100.

Farmakope herbal edisi 2 pdf